Pelaksanaan Upacara Pengibaran Bendera 17 Agustus TIM Expedisi Dikawah Purba Galunggung dan Batu Ampar Karena Adanya Amanat Khusus Naskah Kuno Galuh

0

Tasikmalaya, Suarakitanews.co.id – Peringatan hari Kemerdekaan RI selain dilakukan di Institusi pemerintah  juga berbagai komunitas biasanya ada yang melakukan dengan berbagai Versi dan cara. Dalam kesempatan kali ini Irjen Pol Purn H Anton Charliyan yang kini lebih dikenal sebagai Abah H. Anton, secara Routin mengirim juga tim khusus untuk upacara diatas Puncak Gunung. Namun lokasi Gunung yang dipilih tetap Galunggung.

Hal tersebut dikarenakan alasan yang sama, yang dilakukan khusus Para BBC Comunitas Budaya, Petani, Akademisi, Santri, LSM dan Ormas, selama ini, yakni mengacu pada naskah kuno Galuh sekitar tahun 1518 M yang berisi : Jaga kabuyutan Galunggung jangan sampai dukuasai asing, bila Rajaputra tidak mampu menjaganya, maka akan lebih hina dari bangkai kulit lasun (musang) yang ada ditempat sampah.


Hal ini menurut Anton Mantan Kapolda Jabar yang juga didukung berbagai pendapat Ahli Al : Prof Agus Aris Munandar, Prof Titik Puji Astuti, Dr Undang Darsa,.Dr Elis Suryani dan lain lain, merupakan salah satu Konsepsi cinta tanah air, cinta tumpah darah dan cinta tanah leluhur yang nyata-nyata telah tersurat dalam sebuah naskah, yang menyatakan harus menjaga, melindungi mempertahankan sampai titik darah penghabisan sebuah Wilayah teritory yang dinamakan Kabuyutan Galunggung. Dimana dari Ratusan Gunung dan ribuan Wilayah yang ada ditatar Galuh Sunda (ya g saat itu berdiri sebagai sebuah negara yang berdaulat) hanya Gunung Galunggung saja yang harus di jaga dan dilindungi, bukan Gunung lain.

Adapun yang membuat amanat tersebut adalah Maharaja Sunda Galuh Prabu Darmasiksa (1175 M) yang pusat kekuasaannya saat itu ada di Pakuan Bogor bukan di wilayah Galunggung

Naskah tersebut kini lebih dikenal sebagai naskah kuno amanat Galunggung. Karena alasan tersebutlah maka Comunitas-comunitas di Tatar Sunda yang dimotori para Budayawan, sesepuh dan Ulama Tarekat secara khusus dan routin melaksanakan upacara mandiri untuk peringatan 17 Agustusan, disepakati (sejak tahun 2017) dilaksanakan di Wil Gunung Galunggung. Sebagai satu penghormatan adanya Konsepsi yang jelas dan nyata tentang Cinta Tanah air (menjaga Teritory) di Nusantara.

Demikian juga dengan Pelaksanaan Tim Expedisi Galunggung untuk melaksanakan upacara khusus di titik inti Galunggung yakni kabuyutan puncak kawah purba Galunggung (diketinggian sekitar 2300 MDPL) yang berada jauh diatas Kawah hijau yang sekarang ada.

Hal inipun tersurat dalam Babad Sukapura Galuh yang berbunyi : Eyang kuncung Putih (yang dianggap sebagai sesepuh utama Galunggung) NU calik di Kawah Purba.

Hal inilah yang mereferensi tim untuk melaksanakan upacara di kawah Purba, sehingga keberangkatan tim tersebut boleh dianggap merupakan tugas Suci yang harus diemban sebagai perwakilan masyarakat Sunda Galuh, yang faham akan adat, tradisi dan amanat para leluhur,  yang betul-betul ada naskah dan referensinya, bukan hanya Katanya saja.

Maka di tahun 2024 kali ini pada peringatan Kemerdekaan yang ke 79, yang berangkat ada 7 orang yaitu:
Ketua Tim Hadi Permana, Anggota :  Dadang Ruslian, Apon Sumuati,  Rifai Nasution, Ili Sumantri, Andi Setiawan, Edih Abdul Rahman dan RT Suryana.

Alhamdulilah telah berhasil mengibarkan Bendera merah putih tepat pada tgl 17 Agustus hari Sabtu jam 10.00 Wib. Disamping melaksanakan upacara juga dalam kesempatan ini sekaligus  memperbaiki Monument Kabuyutan Kawah Purba yang rusak, karena dirusak pendaki lain yang pernah sampai di Puncak tersebut, yang tidak bertanggung jawab.

Sehingga pada kesempatan kali ini pun dimohon dengan sangat hormat bila ada rekan pendaki pecinta alam yang kebetulan mendaki kesana, unruk sama-sama ikut memelihara, menjaga dan tidak merusak Monument Kawah Purba Galunggung yang sudah dibuat oleh tim Expedisi Galunggung : Gasantana, Lintas Budaya Nusantara Forum Subda Sabuana dan Batu Ampar Galunggung. Dalam kesempatan terakhir tim redaksi kami bertanya Kepada Abah Anton yang kini senagai Ketua Dewan Penasihat PWI Pusat selaku Penggagas kegiatan khusus Upacara Kemerdekaan di wilayah Galunggung sejak tahun 2017 tersebut. Kenapa kegiatan upacara tersebut dilakukan? dan kenapa tidak berpindah tempat ke tempat lain? Hal tersebut dilakukan di Batu Ampar dan Kawah Purba Galunggung, Karena menurut naskah tersebut hanya teritory Wilayah Gunung Galunggung saja yang harus diawat dan dijaga, yang Pusat Intinya ada di Kabuyutan Kawah Purba Galungung dan di wilayah daratanya di Batu Ampar sebagai ujung Parit Galunggung (yang mana parit tersebut merupakan karya kebanggan dari Ratu Galunggung Batary Hyang 1111 M)

Maka dari itu tiap tahunrRoutin dilakukan hanya di dua tempat tersebut saja yakni Batu Ampar dan Kabuyutan Kawah Purba.  Karena memang amanat nya demikian, itulah alasan kenapa hanya di dua tempat itu saja tidak ditempat lain agar dimaklumi dan di fahami semua pihak,”  pungkasnya menutup dialog dengan Tim redaksi kami.

Rept. Raden Ahmad Shaddat
Editor. Herman Wahyudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *